Categories
Zubair bin Awwam

Biografi Sahabat Nabi, Zubair bin Awwam : Data Pribadi Dan Keturunannya (Seri 21)

I. Data-Data Pribadi Dan Keturunannya Yang Penuh Berkah

Allah memuliakan Zubair dengan akar keturunan yang mulia. Semua itu ditambah dengan ketinggian pribadi dan akhlaknya. Kalaulah kebanggaan seorang manusia terletak pada amalnya, dan nilai seseorang dilihat dari agama dan ketakwaannya, maka kalau itu semua ditambahkan dengan akar keturunan dan nasab yang baik, maka ia bagaikan cahaya di atas cahaya. “Manusia itu (bagaikan) barang tambang, orang-orang terbaik pada masa jahiliyah adalah orang-orang yang terbaik di dalam Islam jika mereka memahami (penggalan dari hadits yang diriwayatkan Ahmad, Al-Bukhari, dan Muslim dari Abu Hurairah).

Adapun keutamaan-keutamaan yang dimiliki Zubair, juga berbagai kiprah dan kontribusinya yang terpuji telah mengisi seluruh kisi kehidupannya. Ini jelas terlihat dalam berbagai sikap dan peran mengagumkan yang ia mainkan dalam banyak situasi dan kondisi. Sejak ia masih berusia remaja, ketika ia mengulurkan tangan memegang tangan kanan Nabi Shallallahualaihi wa Sallam menyatakan keislamannya dan berjanji untuk membelanya, hingga akhirnya ia kembali kepada Tuhannya sebagai seorang syahid dengan penuh kebahagiaan.

Adapun akar keturunan baik yang dimilikinya, juga kemuliaan keluarga besarnya adalah tambahan nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dia berasal dari Bani Asad dari Quraisy, sementara Abdul Muththalib yang merupakan tokoh pemimpin di Quraisy adalah paman-pamannya dari garis ibu, dan Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam adalah putra dari pamannya dari garis ibunya, dan sekaligus suami dari bibinya Khadijah, juga ipar baginya jika dilihat dari sisi ummul mukminin Aisyah yang merupakan saudari dari Asma istri Zubair. Ibunya Shafiyyah adalah seorang shaha-biyah yang mulia, dia mempunyai dua saudara, dua saudari yang semuanya adalah shahabat. Lima daru saudara, dan dua saudari yang semuanya adalah shahabat. Lima dari istrinya shahabiyah, bahkan putranya Abdullah juga merupakan seorang shahabat. Beberapa orang anaknya, dan sejumlah besar cucu-cucu dan keturunan mereka selanjutnya merupakan tokoh-tokoh terhormat dan pemimpin dalam masyarakat. Semua itu meeka peroleh dengan ilmu, otak yang cerdas, kefasihan dalam berbicara serta kebaikan dan kemurahan hati.

1. Ayahnya Al-Awwam

Dia terbunuh dalam perang fijar beberapa masa sebelum kedatangan Islam. Dan dia adalah saudara dari penghulu para wanita, Khadijah binti Khuwailid.

2. Ibunya Shafiyyah binti Abdul Muththalib

Dia adalah saudari kandung dari Hamzah, dan bibi dari Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam. Seorang shahabiyah yang terkenal. Termasuk di antara shahabiyah yang paling dahulu hijrah. Dia adalah mujadidah pemberani, dan termasuk wanita yang paling dihormati.

Dia menyaksikan terbunuhnya saudaranya Hamzah singa Allah pada perang Uhud, dan ia mampu bersabar dengan penuh keimanan. Ia hidup setelah wafatnya Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam, ketika hatinya hancur oleh kepergian beliau, dan mengubahnya dalam sebuah syair yang penuh kesedihan.

3. Saudara-saudaranya

  • As-Saib bin Awwam : Seorang shahabat, ikut dalam perang Uhud, Khandaq, dan beberapa peristiwa lainnya. Mendapatkan syahid dalam perang Yamamah, dan tidak mempunyai keturunan. Radhiyallahu Anhu.
  • Abdurrahman bin Awwam : Masuk Islam pada tahun penaklukkan kota Mekah, dan kemudian mendampingi Nabi Shallallahualaihi wa Sallam. Pada masa jahiliyah ia bernama Abdul Ka’bah, maka Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam menamakannya Abdurrahman. Ia mendapatkan syahid pada perang Yarmuk.

4. Saudaranya-saudaranya yang lain

Usud, Ashram, Ubaidillah, Malik, dan Ya’la putra-putra Awwam. Dan tidak ada riwayat yang berbicara tentang mereka.

5. Saudari-saudarinya

  • Ummu Habib binti Awwam: Seorang Shahabiyah, istri dari Khalid bin Hizam, saudara dari Hakim bin Hizam.
  • Zainab binti Awwam : Seorang shahabiyah, istri dari Hakim bin Hizam.
  • Hindun binti Awwam : Menikah dengan Zaid bin Haritsah, seorang yang disayangi Nabi Shallallahualaihi wa Sallam.

6. Istri-istrinya

  • Asma binti Abu Bakar At-Taimiyah, Putri dari Ash-Shiddiq, saudari dari Ash-Shiddiq yang suci ummul mukminin Aisyah, Dzatun Nithaqain, seorang shahabiyah mulia yang terkenal. Dia mempunyai umur yang panjang, dan merupakan kaum Muhajirin yang terkait wafat.
  • Atikah Binti Zaid Al-Adawiyah, Seorang shahabiyah yang mulia, saudari dari Sa’id bin Zaid, satu di antara sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Menikah dengan tiga orang shahabat, satu demi satu, dan semuanya meninggalkannya dalam keadaan syahid. Orang-orang Madinah sering berkata, “Siapa yang menginginkan syahid, maka hendaklah ia menikah Atikah bin Zaid. Pertama dia dinikahi oleh Abdullah bin Abu Bakar, dan ia syahid. Kemudian dinikahi oleh Umar bin Khaththab, ia pun syahid. Dan kemudian dinikahi oleh Zubair, dan ia pun syahid”. Dan ia pun berduka dan meratapi bertiga, semoga Allah meridhai mereka semua.
  • Ummu Khalid Amah binti Khalid bin Sa’id bin Al-Ash Al-Umawiyah, Termasuk golongan shahabiyah yang masih muda, dia adalah putri dari seorang shahabat besar Khalid bin Sa’id. Dilahirkan di Habasyah, dan kemudian datang ke Madinah bersama ayahnya dan orang-orang yang berhijrah ke Habasyah lainnya pada saat penaklukan Khaibar. Lalu di membai’at Nabi Shallallahualaihi wa Sallam, dan banyak belajar langsung dari beliau. Dia mempunyai banyak riwayat di dalam kitab-kitab hadits.
  • Ummul Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu’ith Al-Umawiyah, Seorang shahabiyah, masuk Islam, berbai’at dan berhijrah. Dinikahi oleh Zaid bin Haritsah yang kemudian menemui syahid pada perang Mut’ah. Kemudian dinikahi oleh Zubair, namun kemudian diceraikan. Lalu dinikahi oleh Abdurrahman bin Auf dan wafat meninggalkannya. Kemudian dinikahi oleh Amru bin Al-Ash, dan meninggal sebagai istrinya.
  • Tumadhir binti Al-Ashbagh Al-Kalbiyah, Seorang shahabiyah, pernah dinikahi oleh Abdurrahman bin Auf, namun hanya bertahan selama tujuh sebelum kemudian diceraikannya.
  • Istri-istrinya yang lain, Ar-Rahab bin Anif Al-Kalbiyah, Zainab binti Murtsad, dan Al-Halal binti Qais bin Naufal.
  • Empat istri yang dalam ikatan pernikahan dengannya saat wafat Asma binti Abu Bakar, Atikah binti Zaid, Ummu Khalid binti Khalid bin Sa’id, dan Ar-Rabab binti Anif.

7. Anak-Anaknya

Zubair memiliki dua puluh anak, sebelas laki-laki, dan dua diantaranya meninggal saat masih kecil, dan Sembilan perempuan.

Dia menamai anak-anaknya dengan nama para syuhada dari palangan shahabatm dan nama-nama anal perempuannya dari nama para ummahatul mukminin.

Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Urwah bin Zubair, ia berkata, “Zubair bin Awwam berkata, “Thalhah bin Ubaidillah menamai anak-anak laki-lakinya dengan nama-nama Nabi, padahal dia tahu bahwa tiada Nabi setelah Muhammad. Maka aku menamai anak-anakku dengan nama para syuhada dengan harapan mereka pun menjadi syahid.” Maka ia menamai Abdullah dari nama Abdullah bin Jahsy, Al-Mundzir dari Al-Mundzir bin Amru, Urwah dari Urwah bin Mas’ud, Hamzah dari Hamzah bin Abdul Muththalib, Ja’far dari Ja’far bin Abi THalib, Mush’ab dari Mus’ab bin Umar, Ubaidah dari Ubaidah bin Al-Harits, Khalid dari Khalid bin Sa’ad, Amru dari Amru bin Sa’id bin Al-Ash, ia (maksudnya Amru bin Sa’id bin Al-Ash) syahid pada perang Yarmuk.”

Aku (penulis) berpendapat bahwa penamaan dengan nama-nama para Nabi adalah disukai, bahkan Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam, menamakan putranya dengan nama Abul-Anbiya’ (bapak para Nabi): Ibrahim Alaihi Salam.

Dan dalam Ash-Shahihain dari Nabi Shallallahualaihi wa Sallam,  bahwasanya beliau bersabda, “Namailah anak-anak kalian dengan namaku.”

Dan dalam kitab yang sama, Abu Musa al-Asy’ari berkata, “Aku dikaruniai seorang anak laki-laki, maka aku membawanya kepada Nabi Shallallahualaihi wa Sallam, dan beliau menamainya dengan Ibrahim, dan mengolesi mulutnya dengan kunyahan kurma.”

  • Nama anak-anaknya yang laki-laki : Abdullah, yang merupakan seorang shahabat yang alim, Urwah yang merupakan seorang hafizh dan ahli fikih, Al-Mundzir, Khalid, Amru, Mush’ab, Hamzah, Ubaidah, Ja’far, serta Al-Muhajir dan Ashim yang keduanya meninggal saat kecil.
  • Nama anak-anak perempuannya : Khadijah Al-Kubra, Khadijah Ash-Shughra, Aisyah, Habibah, Saudah, Hindun, Ramlah, Zainab, dan Ummul Hasan.

8. Sebagian Cucu-cucunya

  • Amir bin Abdullah bin Zubair : Seorang perawi hadits, ahli ibadah yang utama, dan riwayat-riwayatnya banyak terdapat di dalam Al-Kutub As-Sittah
  • Ubadah bin Abdullah bin Zubair : Di antara anak-anak Abdullah yang terbesar, dan yang seusia dengan pamannya Urwah. Dia adalah seorang perawi hadits yang utama, dan para imam yang enam meriwayatkan darinya di dalam kitab-kitab mereka.
  • Abdullah bin Urwah bin Zubair : Merupakan salah seorang tokoh dari kelaur Zubair, disamakan dengan Abdullah bin Zubair dalam hal ketajaman lisan dan kekuatannya. Dan Abdullah bin Zubair sendiri pernah mengatakan kepada Urwah, “Engkau telah melahirkan anakku!”, maksudnya adalah bahwa Abdullah bin Urwah mirip dengannya. Ketika penduduk Madinah ditimpa oleh kekeringan selama tujuh tahun, Abdullah bin Urwah dengan hartanya yang di Furu (salah satu diantara lembah yang terdapat Hizaj, terletak 150 Km dari selatan Madinah, terkenal dengan banyaknya kebun kurma dan mata air) membawa orang ketempat penyimpanan kurmanya dua kali dalam sehari, pada siang hari untuk makan siang, dan malam untuk makan malam. Ini terus berlangsung hingga orang tetap bertahan hidup. Hadits-hadits darinya diriwayatkan oleh As-Sittah (enam perawi hadits) kecuali Abu Dawud.
  • Utsman bin Urwah bin Zubair : Seorang orator, ulama, dan cukup berada. Ia adalah salah satu tokoh dan pemuka dari Quraisy. Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh Jama’ah, kecuali At-Tirmidzi.
  • Muhammad bin Urwah bin Zubair : Dia adalah anak kesayangan Urwah, mempunyai wajah yang sangat tampan, bahkan ketampanannya menjadi contoh dalam pepatah. At-Tirmidzi meriwayatkan hadits darinya.
  • Yahya bin Urwah bin Zubair : Salah satu di antara putra Urwah yang paling terhormat. Pemberani dan sangat tegar. Amirul mukminin Abdul Malik bin Marwan sangat menghormati dan memuliakannya. Hadits-hadits darinya diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud.
  • Muhammad bin Ja’far bin Zubair : Satu di antara ahli fikih dan qari (ahli bacaan Al-Qur’an) yang dimiliki penduduk Madinah. Hadits-hadits darinya dapat ditemukan di Al-Kutub As-Sittah.
  • Fathimah binti Al-Mundzir bin Zubair : Seorang ahli agama sekaligus periwayat hadits. Hadits-hadits darinya diriwayatkan oleh para penulis dari Al-Kutub As-Sittah.
  • Ummu Amru binti Abdullah: Dia Meriwayatkan dari ayahnya, dan hadits-hadits darinya terdapat dalam kitab As-Sunan Al-Kubra karangan An-Nasa’i

9. Keturunan dari Cucu-cucunya

  • Mus’ab bin Tsabit bin Abdullah bin Zubair
  • Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair
  • Umar bin Abdullah bin Urwah bin Zubair
  • Abdul Wahid bin Hamzah bin Amdullah bin Zubair
  • Abbad bin Hamzah bin Abdullah bin Zubair. Dan mereka semua merupakan perawi hadits.
  • Amir bin Hamzah bin Abdullah bin Zubair : Dia adalah satu diantara tokoh dari keluar Zubair dan termasuk yang paling cerdas dan kuat bahasanya. Dikatakan kepadanya, “Tidak pernah engkau berdebat dengan seseorang, kecuali engkau pasti mengunggulinya?!” Ia berkata, “Sesungguhnya aku tidak pernah sekalipun berdebat dalam satu masalah yang menimbulkan keraguan bagi orang-orang yang berilmu.”
  • Abdullah bin Mush’ab bin Tsabit bin Abdullah bin Zubair : Dia adalah seorang yang tampan dan rendah hati. Fasih bicaranya, memiliki kharisma yang tinggi dan pemimpinn yang dicintai. Khalifah Al-Mahdi sangat menghormati dan mencintainya. Al-Mahdi memberikan Al-Yamamah di bawa kekuasaannya, lalu Harun Ar-Rasyid menjadikan Madinah dan Yaman sekaligus di bawah kekuasaannya.

Pada Keturunan yang penuh berkah ini masih terdapat banyak keunggulan lainnya. Mush’ab Az-Zubairi menyebutkan dalam Nasab Quraisy, dan juga Ibnu Hazm dalam kitabnya Jamharatu Ansabil Arab, keturunan Zubair dari anak-anaknya (Abdullah, Al-Mundzir, Urwah, dan Mush’ab) dengan jumlah yang sangat banyak. Di antara Mereka terdapat banyak tokoh-tokoh dalam masyarakatnya, orang-orang dengan kedudukan yang tinggi dan ulama-ulama besar dari ahli hadits, dan fikih. Juga banyak di antara mereka yang cerdas, fasih, dikenal dengan syair-syair dan kemampuan retorika yang tingi. Dan dikenal kebaikan dan kemurahan hati mereka. Dan mereka adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam memimpin, dan selalu dilibatkan dalam syura.

Semoga Allah merahmati semuanya, dan semoga Allah senantiasa meridhai pembela Nabi Shallallahualaihi wa Sallam.

S e l e s a i . . .

Artikel http://www.SahabatNabi.com

5 replies on “Biografi Sahabat Nabi, Zubair bin Awwam : Data Pribadi Dan Keturunannya (Seri 21)”

Alhamdulillahi Robbil Al amin

Semoga yg menyusun artikelnya / adminnya & keluarganya senantiasa di rahmati oleh Allah Swt.

barakallahu fiikum. sebuah terobosan baru yang amat bermanfaat, kisah para shahabat dari sumber sumber yang shahih in syaa Allah. Ana mau menanyakan kebenaran kisah dari Zubair bin Awwam yang berpisah (bercerai secara baik-baik) dengan Asma binti Abu Bakar setelah menikah dengan Atikah binti Zaid, disebabkan Asma yang memang tidak ingin dimadu. Tetapi setelah berpisah memang Asma tidak menikah lagi disebabkan beliau ingin bersama dengan Zubair nanti di surga. Apakah itu shahih? Ana mendapat kisah itu dari beberapa website islam tapi memang belum menemukan sumbernya yang shahih.

Jazakumullahu khayran

Leave a Reply to Farah Syahida Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.