Categories
Abu Ubaidah

Biografi Sahabat Nabi, Abu Ubaidah : Mujahid Terpercaya, Penakluk Wilayah Syam (Seri 10)

F. Mujahid Terpercaya, Penakluk Wilayah Syam

2. Abu Bakar As-Shiddiq mengangkat beberapa janji untuk penaklukan Syam

Ketika tiba masa kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, kaum muslimin telah berlatih untuk pertempuran Syam. Penaklukan Syam merupakan cita-cita mereka. Ketika Abu Bakar selesai memerangi kelompok murtaddin dan seluruh bangsa Arab telah tunduk padanya, dia berencana untuk melanjutkan apa yang telah dimulai oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam .

Amal jihad pertama yang dihadapinya Abu Bakar dalam kekhalifahannya adalah pengiriman pasukan Usamah ke Balqa’ di tengah-tengah Yordania.

Kemudian dia menyiapkan beberapa pasukan dan menyerahkan beberapa panji kepada sejumlah pemuka komandan jihad untuk penaklukan negeri Syam dan Irak, menyingkirkan kezhaliman dan membebaskan manusia serta menyampaikan pada mereka risalah Islam.

Ali bin Majidah As-Sahmi berkata, “Pada masa kekhalifahannya, Abu Bakar memimpin pelaksanaan haji pada tahun 12 Hijriyah. Sepulang dari haji dia langsung mempersiapkan beberapa pasukan ke Syam di bawah pimpinan Amr bin Ash, Yazid bin Sufyan, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, dan Syurahbil bin Hasanah.”

Lalu Abu Bakar berpidato di hadapan manusia dan menyeru mereka untuk berjihad. Kemudian dia menyuruh Bilal menyeruhkan kepada orang-orang, “Berangkatlah ke medan jihad, musuh kalian Romawi berada di Syam!”

Orang-orang berbondong-bondong memnuhi seruan jihad. Mereka berdatangan dari segala penjuru mendaftarkan diri sebagai pasukan jihad. Abu Bakar pun menyerahkan beberapa panji ke sejumlah pasukan. Perkemahan seluruh pasukan sebelum berangkat ke tujuan masing-masing berada di sebuah daerah bernama Al-Jurf, di perbatasan bagian utara Madinah.

Abu Bakar As-Shiddiq mengumpulkan para komandan pasukan dan berpesan kepada mereka, “Sesungguhnya saya mengutus kalian kea rah Syam dan mengangkat kalian sebagai komandan pasukan. Saya menyertakan bersama masing-masing kalian sejumlah pasukan yang mampu saya kumpulkan. Jika kalian sampai ke negeri itu dan bertemu dengan pasukan musuh lalu kalian bergabung untuk berperang melawan mereka, maka panglima kalian adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Jika Abu Ubaidah belum sempat bertemu dengan kalian dan peperangan harus berlangsung, maka komandan kalian adalah Yazid bin Abi Sufyan.”

Abu Bakar menyerahkan salah satu panji kepada Yazid bin Abi Sufyan dan menetapkan Damaskus sebagai tujuannya. Dia berpesan pada Yazid, “Saya wasiatkan padamu agar berlaku baik terhadap Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, engkau telah mengetahui kedudukannya dalam Islam.” Lalu Yazid berangkat bersama pasukannya menuju Syam dari jalur Tabuk dan menetap di Balqa’, Yordania.

Kemudian Abu Bakar menyerahkan panji kepada Syurahbil bin Hasanah. Dia baru saja datang dari Irak tempat berkumpulnya pasukan Khalid bin Walid. Abu Bakar pun mengangkat sebagian komandan pasukan dan mengutusnya ke Syam. Abu Bakar berpesan padanya, “Jika engkau menghadapi situasi yang memerlukan pendapat orang yang bertakwa dan nasehat, hendaklah engkau memulai dari Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.” Lalu Abu Bakar memberangkatkannya ke Yordania melalui jalur yang sama dengan Yazid, akan tetapi dia berangkat tiga hari setelahnya. Ini merupakan strategi yang baik dan sebuah seni peperangan.

Abu Bakar juga menyerahkan panji kepada kepercayaan umat, Abu Ubaidah dan mengarahkannya ke Himsh serta mengangkatnya sebagai panglima seluruh pasukan apabila telah berkumpul. Abu Ubaidah berkemah diluar Madinah. Dia menunggu hingga mendapat instruksi dari Abu Bakar. Pada kesempatan ini datang gabungan pasukan Arab bersama para pemimpin dan kesatria mereka. Ketika mereka telah bergabung Abu Bakar pun berangkat bersama sejumlah kaum muslimin hingga sampai ke perkemahan Abu Ubaidah. Abu Bakar mengajaknya ke lembah Wada’ dan memberinya wasiat dan nasihat. Abu Bakar juga berpesan tentang Qais bin Maksyuh Al-Muradi, seorang kesatria Arab yang hatinya condong kepada Islam.

Kemudian Abu Bakar berkata pada Abu Ubaidah, “Dengarkan baik-baik, engkau memimpin orang-orang mulia, para pemuka bangsa Arab, orang-orang shalih dari kaum muslimin, dan para kesatria jahiliyah. Dulu mereka berperang dengan semangat kesatriaan, kini mereka berperang untuk sebuah niat yang baik. Jagalah hubungan dengan orang-orang yang menyertaimu, berlaku adillah pada semua orang, mintalah pertolongan kepada Allah, cukuplah Allah sebagai penolong.”

Selanjutnya Abu Bakar menyerahkan panji kepada Amr bin Ash setelah memanggilnya dari Oman. Sebelumnya dia diangkat oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  sebagai gubernur di sana. Abu Bakar menulis surat padanya, “Saya merasa senang untuk memberi yang terbaik bagi dirimu dalam kehidupanku, kecuali engkau lebih menyukai posisimu saat ini.” Amr menjawab, “Sesungguhnya salah satu panah Islam, dan engkau, setelah Allah, sebagai pelemparnya. Maka kumpulkanlah dan pilihlah yang paling baik dan paling kuat, lalu lemparkanlah.”

Waktu itu Amr bin Ash ingin menjadi panglima seluruh pasukan Islam di Syam, namun Abu Bakar tidak mengabulkannya.

Dengan demikian, kaum muslimin memiliki empat pasukan di Syam, pasukan Abu Ubaidah, pasukan Yazid, pasukan Syurahbil, dan pasukan Amr bin Ash. Panglima tertinggi seluruh pasukan adalah Abu Ubaidah. Abu Bakar mengkhususkan untuk masing-masing pasukan daerah tertentu dari Syam. Abu Ubaidah untuk Himsh, Yazid untuk Damaskus, Syurabil untuk Yordania, dan Amr untuk Palestina.

Abu Ubaidah berangkat bersama pasukannya dari Madinah hingga melewati Watil Qura. Kemudian dia bergerak ke Al-Hijr, dari sana dia bergerak ke Dzatul Manar lalu ke Ziza, kemudian berjalan ke Ma’ab. Di sana mereka dicegat oleh pasukan Romawi dan terjadilah pertempuran. Kaum muslimin berhasil memukul mundur pasukan Romawi ke kota mereka dan mengepung mereka di sana. Penduduk Ma’ab pun mengajak berdamai dan disetujui oleh Abu Ubaidah. Dari sana Abu Ubaidah pun bergerak ke Jabiyah.

Imam Ath-Thabari berkata, “Kesepakatan damai pertama di Syam adalah perdamaian Ma’ab.”

Pasukan kaum muslimin terus berjalan hingga masing-masing pasukan sampai ke tempat yang dituju. Pasukan Romawi mengetahui kedatangan kaum muslimin ke wilayah mereka hingga berita itu sampai ke Heraklius yang waktu itu menetap di Baitul Maqdis setelah mengalahkan Persia.

Ketika sampai kepada Heraklius berita kedatangan pasukan kaum muslimin dan begitu dekatnya posisi mereka darinya, dia memanggil para menteri dan menasehatinya, di antara mereka terdapat saudaranya Tadzariq, maka dia berkata pada mereka, “Menurutku, kalian tidak usah memerangi mereka, sebaiknya kalian mengajak mereka berdamai. Demi Allah, engkau member mereka setengah hasil bumi Syam dan mengambil setengah lagi lalu kalian tetap menguasai pegunungan Romawi, lebih baik kalian dari pada mereka mengalahkan kalian hingga menguasai Syam, lalu ikut menguasai pegunungan Romawi!” Namun mereka menolak pendapat Heraklius, dan mayoritas lebih memilih untuk berperang. Tak ada pilihan lain bagi Heraklius selain mengikuti pendapat mayoritas, dia pun memimpin mereka untuk memerangi kaum muslimin. Dia bergerak ke Himsh dan bergabung dibawah kepemimpinannya pasukan dalam jumlah yang sangat besar yang dibagi ke dalam beberapa kelompok. Dia menyiapkan di hadapan setiap pasukan kaum muslimin tentara yang jumlahnyajauh lebih besar dari pasukan kaum muslimin dan menyiapkan dengan persiapan yang lebih matang.

Diriwayatkan dari Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash, dia berkata, “Ketika pasukan Abu Bakar berangkat ke Syam, berita itu sampai ke telinga Heraklius yang saat itu berada di Palestina. Dilaporkan padanya, “Bangsa Arab telah datang dan mereka mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar. Mereka mengaku bahwa Nabi yang diutus kepada mereka memberitahu mereka bahwa mereka akan menguasai penduduk negeri ini. Mereka datang padamu tanpa merasa ragu bahwa apa yang dikatakan Nabi mereka itu akan terjadi, mereka datang bersama anak dan istri mereka membenarkan ucapan sang Nabi. Mereka berkata, “Jika kita berhasil menaklukannya kita akan tinggal disana bersama anak dan istri kita!” Heraklius berkata, “Hal itu semakin menguatkan kedudukan mereka. Jika suatu kaum berperang atas nama keyakinan, tidak ada yang akan melebihi kekutannya.”

Heraklius pun mengerahkan pasukan Romawi dari segala penjuru wilayah kekuasaannya. Dia meminta dukungan semua orang dan mereka memenuhi permintaannya. Mereka pun berkumpul membentuk pasukan yang sangat banyak. Sampailah berita berkumpulnya pasukan besar itu kepada pasukan kaum muslimin. Mereka lalu bermusyawarah mengenai hal itu. Abu Ubaidah mengirim surat kepada Abu Bakar memberitahunya, “Kami mendapat kabar bahwa Heraklius, Kaisar Romawi telah sampai ke salah satu desa Syam yang bernama Anthaki, dia mengutus utusan ke seluruh penduduk yang berada di bawah kekuasaannya dan mengumpulkan mereka. Mereka pun bergabung bersamanya. Saya ingin memberitahumu hal itu dan meminta pendapatmu.”

Abu Bakar As-Shiddiq membalas surat itu. Dia menguatkan hati mereka, mengingatkan mereka untuk senantiasa meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan member kabar gembira dengan kemenangan mereka atas pasukan musuh. Lalu Abu Bakar mengirim tambahan pasukan. Dia memanggil Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash, menyuruhnya berangkat bersama pengikutnya dari kaum muslimin untuk bergabung dengan pasukan penakluk Syam. Abu Bakar berpidato di hadapan manusia, menyemangati mereka untuk berjihad ke sana. Hasyim pun berangkat bersama pasukannya untuk membantu Abu Ubaidah. Kaum muslimin meresa gembira dengan kedatangan mereka.

Maka keempat pasukan pun berangkat menuju daerah yang telah ditentukan. Mereka berbasis di daerah masing-masing yang telah ditetapkan oleh Abu Bakar, Yaitu Himsh, Damaskus, Yordania, dan Palestina. Panglima tertinggi mereka adalah Abu Ubaidah.

Terjadilah beberapa pertempuran kecil antara kaum muslimin dan pasukan Romawi. Pertempiuran itu merupakan kali pertama dalam sejarah penaklukan Syam setelah perang Mu’tah dan pengutusan Usamah. Setelah Yazid bin Abi Sufyan sampai ke Balqa’, Abu Ubaidah sampai ke Jabiyah, dan Syurahbil sampai ke perbatasan Bushra, Romawi memberangkatkan 3000 tentara ke Walid Al-Arabah di Ghur Palestina di selatan Laut Mati. Pasukan ini mengancam pasukan kaum muslimin yang datang dari arah timur –sepanjang jalur Tabuk- yang bersambung hingga selatan Damaskus sekitar 50 Km dari Jabiyah. Pasukan Romawi ini datang dari arah belakang kaum muslimin, dan memungkinkan untuk memutus jalur bantuan dari Madinah dan Jazirah Arab, dengan adanya kekuatan Romawi lain Bushra.

Pertempuran di Wadi Arabah berlangsung di sebuah tempat bernama Al-Ghamar dan berakhir dengan kekalahan pasukan Romawi. Kaum muslimin mengejar mereka sampai Dubayyah, berjarak sekitar 16 Km dari tenggara kota Rafah. Dari sana pasukan Romawi melarikan diri ke Datsin dan terus dikejar oleh kaum muslimin. Akhirnya kaum muslimin berhasil mengalahkan mereka, dengan demikian mereka telah menaklukkan Palestina Selatan, yaitu wilayah Gaza sekarang.

Yang mengalahkan Romawi dalam pertempuran perdana yang penuh berkah itu adalah pasukan sang terpercaya, Abu Ubaidah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh seorang shahabat terkemuka yang merupakan salah satu pasukan mujahidin di bawah panji Abu Ubaidah, yaitu Abu Umamah Al-Bahili yang mengatakan, “Waktu itu saya termasuk salah seorang yang dilepas Abu Bakar bersama Abu Ubaidah bersama beberapa orang dari kaumku. Pertempuran pertama terjadi di daerah Arabah dan Datsinah. Kami diserang oleh enam kelompok pasukan Romawi, masing-masing kelompok berjumlah 500 orang. Jadi jumlah mereka 3000 orang. Mereka datang hingga sampai ke Arabah. Maka Yazid bin Abu Sufyan mengirim utusan kepada Abu Ubaidah memberitahunya hal itu. Maka Abu Ubaidah mengutusku ke Yazid bersama 500 orang. Sesampainya ditempat Yazid dia mengutus seseorang bersama 500 tentara. Sementara Yazid mengikuti kami dengan pasukannya dari belakang. Ketika kami melihat pasukan Romawi, kami langsung menyerang mereka dan berhasil mengalahkan mereka. Kami berhasil membunuh para komandan mereka hingga mereka melarikan diri. Kami terus mengejar mereka hingga mereka bertahan di Datsinah, salah satu desa di Gaza. Kami menyerang mereka, Yazid menyuruhku dan shahabatku untuk maju, hingga kami berhasil mengalahkan mereka. Ketika itu mereka mendapat bala bantuan dari raja mereka.”

Bersambung Insya Allah . . .

Artikel http://www.SahabatNabi.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.